Ingat Penjual Getuk yang Jadi Selebritis? Lama Tak Terdengar Begini Nasibnya Saat Ini
Aura selebritis masih menghiasi
wajah Ninih, penjual getuk cantik, meski telah vakum dari layar kaca. Senyum
Ninih tak kalah manis dari getuk yang dijajakannya.
Perempuan asal Indramayu itu kini muncul dengan penampilan berbeda yang bikin pangling. Alisnya masih cetar dengan wajah dipulas bedak dan bibir berlipstik merah. Saat ditemui detikcom, Selasa (11/7/2017), Ninih mengaku vakum dari dunia hiburan sejak setahun lalu. Dia kembali ke Ibu Kota untuk mengadu nasib.
Perempuan asal Indramayu itu kini muncul dengan penampilan berbeda yang bikin pangling. Alisnya masih cetar dengan wajah dipulas bedak dan bibir berlipstik merah. Saat ditemui detikcom, Selasa (11/7/2017), Ninih mengaku vakum dari dunia hiburan sejak setahun lalu. Dia kembali ke Ibu Kota untuk mengadu nasib.
Pendendang
lagu dangdut 'Selingkuh 3X' ini awalnya datang sambil menggendong bakul warna
biru berisi aneka jajanan pasar. Dia juga menenteng tas merah yang berisi
bungkusan makanan dan plastik. Peralatan itu sama dengan peralatan yang Ninih
bawa dahulu. Warnanya juga sama, hanya sedikit pudar dan tampak
bolong-bolong.
Penampilan
Ninih yang dahulu 'ngartis' dengan makeup berkelas
berubah menjadi sederhana. Badan Ninih yang baru melahirkan bayi ini masih
terlihat berisi. Rambutnya diikat ekor kuda.
Perempuan
bernama asli Turinih itu kini kembali berjualan getuk di jembatan penyeberangan
orang (JPO), Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. "Lagi sepi job,"
ujar Ninih, yang lahir pada 26 Mei 1996.
Ninih, yang terbalut kemeja
warna merah, lalu menggelar dagangannya. Dia sibuk menyusun aneka getuk, cenil,
tiwul, dan ketan hitam ke dalam bungkusan plastik. Beberapa pembeli datang
mengerumuni dagangan Ninih. Dia lalu sibuk melayani pembeli getuk.
Getuk... getuk...
Getuk... getuk...
Getuk
memang manis. Tapi tak demikian dengan perjalanan keartisan teh Ninih. Sempat
mengecap manisnya layar kaca, Ninih kini kembali menjajakan kudapan getuk.
Pagi-pagi sebelum matahari terbit, Ninih harus berangkat ke jembatan penyeberangan GOR Sumantri, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, dari Pejompongan.
Dua bakul dalam gendongannya. Isinya tiwul, cenil, getuk, ketan hitam, dan lupis. Ibu satu anak ini memilih lokasi yang sama saat pertama kali berjualan getuk pada pertengahan 2014.
Pagi-pagi sebelum matahari terbit, Ninih harus berangkat ke jembatan penyeberangan GOR Sumantri, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, dari Pejompongan.
Dua bakul dalam gendongannya. Isinya tiwul, cenil, getuk, ketan hitam, dan lupis. Ibu satu anak ini memilih lokasi yang sama saat pertama kali berjualan getuk pada pertengahan 2014.
"Ninih pulang ke kampung,
sudah 1,5 tahun yang lalu dan kembali ke sini, jualan baru seminggu ini, baru
habis Lebaran ini," kata pemilik nama asli Turinih ini saat ditemui,
Selasa (11/7/2017).
Hampir
2 tahun 'cuti' berjualan getuk tak membuat Ninih (21) dilupakan. Rupanya masih
ada yang mengenali pemilik nama asli Turinih ini.
Ninih masih kerap disapa bahkan diajak berfoto orang yang lalu lalang di jembatan penyeberangan halte busway GOR Sumantri. Di halte ini, teh Ninih dikenal banyak orang pada akhir tahun 2014.
Ninih masih kerap disapa bahkan diajak berfoto orang yang lalu lalang di jembatan penyeberangan halte busway GOR Sumantri. Di halte ini, teh Ninih dikenal banyak orang pada akhir tahun 2014.
Meski
sempat vakum, wajah Ninih 'getuk' yang sedikit berubah itu tidak terlupakan.
Ninih, yang baru berjualan 5 hari ini, tetap dalam ingatan. Seperti dulu, Ninih
masih menyapa para pekerja yang berlalu lalang untuk membeli kudapan yang
dijual.
"Pembeli
kadang ada minta foto, ada yang minta salaman, terus belinya banyak. Teh, tetap
rendah hati ya, teh," cerita Ninih menirukan ucapan pembeli getuknya,
Selasa (11/7/2017).
Ada juga yang bertanya mengapa
Ninih kembali berjualan. Pilihan berjualan kembali diputuskan Ninih mengingat
kondisi ekonomi keluarganya. Ninih harus meninggalkan suami dan anaknya di
kampung agar untuk membantu ekonomi keluarga kecilnya.
"Kadang
ada yang nanya, Mbak, kok jualan? Iya lagi sepi job jadi ya jualan
dulu," ujar Ninih.
Tak hanya diminta berfoto, Ninih mengaku pernah diminta pembelinya untuk berdendang. Permintaan ini dipenuhi Ninih,
"Pas jualan gitu, kadang ada yang iseng. Mbak, bisa nyanyi? Ya sudah nyanyi dulu, nanti dibeli. Abis saya nyanyi, mereka beli," ujar Ninih seraya mengenang masa kejayaannya itu.
Tak hanya diminta berfoto, Ninih mengaku pernah diminta pembelinya untuk berdendang. Permintaan ini dipenuhi Ninih,
"Pas jualan gitu, kadang ada yang iseng. Mbak, bisa nyanyi? Ya sudah nyanyi dulu, nanti dibeli. Abis saya nyanyi, mereka beli," ujar Ninih seraya mengenang masa kejayaannya itu.
Sebelum kembali ke kampungnya
di Indramayu, Jawa Barat, Ninih pernah masuk layar kaca. Cerita soal getuk dan
paras wajahnya yang melambungkan nama Ninih hingga kerap manggung di
televisi.
Tawaran
sebagai tamu undangan talk show dan bintang
tamu komedi datang silih berganti. Hingga akhirnya Ninih dilirik Eko 'Patrio',
pemilik Komando Production House.
"Kalau dulu pas pertama diorbitin itu, sibuk. Jadi nggak sempat jualan," tutur Ninih.
Tahun 2015 jadi waktu yang paling berkesan bagi Ninih, anak ke-3 dari 5 bersaudara. Di tahun itu, Ninih kerap mendapat job untuk jadi bintang tamu ataupun job menyanyi.
"Kalau dulu pas pertama diorbitin itu, sibuk. Jadi nggak sempat jualan," tutur Ninih.
Tahun 2015 jadi waktu yang paling berkesan bagi Ninih, anak ke-3 dari 5 bersaudara. Di tahun itu, Ninih kerap mendapat job untuk jadi bintang tamu ataupun job menyanyi.
Ninih memang
dikenal pada sekitar November 2014 karena cerita soal dirinya dan penganan
getuk jadi perbincangan di media sosial.
"Tahun 2015 perjalanannya itu serius, senang. Banyak yang menyemangati, orang pada sayang sama Ninih, berusaha untuk memajukan Ninih untuk jadi yang lebih baik lagi. Jadi Ninih tuh senang di situ, semangat gitu. Alhamdulillah Ninih selalu didekatkan dengan orang yang baik-baik, sangat bahagia, seneng," kata Ninih. Ninih mengaku ingin mengulang masa-masa bahagianya saat tampil dulu di televisi. Tapi untuk sementara Ninih memilih setia berjualan getuk.
"Tahun 2015 perjalanannya itu serius, senang. Banyak yang menyemangati, orang pada sayang sama Ninih, berusaha untuk memajukan Ninih untuk jadi yang lebih baik lagi. Jadi Ninih tuh senang di situ, semangat gitu. Alhamdulillah Ninih selalu didekatkan dengan orang yang baik-baik, sangat bahagia, seneng," kata Ninih. Ninih mengaku ingin mengulang masa-masa bahagianya saat tampil dulu di televisi. Tapi untuk sementara Ninih memilih setia berjualan getuk.
"Masih pengin, pengin nyanyi, pengin main film. Kadang Ninih tuh di rumah
belajar akting di rumah, Ninih nggak bisa nyanyi, Ninih belajar di rumah. Tapi
sekarang nggak ada job. Insyaallah nanti
namanya rezeki nggak ada yang tahu, ya," kata Ninih berharap.
Sudah
5 hari pemilik nama asli Turinih ini mencari peruntungan lagi di Jakarta.
Desakan ekonomi jadi alasan Ninih harus meninggalkan suami dan anaknya di
Indramayu.
Mengulang 'perjuangan' yang dilakoni hampir tiga tahun lalu, teh Ninih
membiasakan diri lagi menjajakan jajanan khas tradisional, getuk.
"Di Jakarta masih tinggal di kontrakan di Pejompongan. Berangkat jam 5, pulangnya sampai sehabisnya, kadang sampai jam 12," kata Ninih saat ditemui di jembatan penyeberangan halte busway GOR Sumantri, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (11/7/2017).
"Di Jakarta masih tinggal di kontrakan di Pejompongan. Berangkat jam 5, pulangnya sampai sehabisnya, kadang sampai jam 12," kata Ninih saat ditemui di jembatan penyeberangan halte busway GOR Sumantri, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (11/7/2017).
Meski
harus berjualan lagi, Ninih mengaku tetap bersemangat. Harapannya masih sama,
agar rezeki tetap lancar, dapurnya terus mengepul, dan anaknya bisa sekolah
hingga ke level tertinggi.
Ada banyak fakta yang belum
diketahui dari dara manis asal Indramayu, Jawa Barat ini. Beberapa saat lalu Liputan6.com berkesempatan
menemuinya dan berikut fakta-fakta menarik dari Ninih si penjual getuk cantik
ditulis Rabu (10/12/2014).
1. Ninih si penjual getuk
adalah gadis kelahiran Indramayu 26 Mei 1996.
2. Ninih sudah berjualan di
salah satu jembatan penyebrangan orang Kuningan, Jakarta sejak enam bulan lalu.
Ia memulai berjualan sekitar pukul lima pagi.
3. Ninih berjualan untuk
membantu ekonomi orangtuanya yang tinggal di Indramayu, Jawa Barat. Bapak
ibunya bekerja sebagai buruh tani.
4. Ninih merupakan anak ketiga
dari lima bersaudara.
5. Kehidupan ekonomi yang
pas-pasan membuatnya mau tak mau hanya sampai bersekolah sampai tingkat sekolah
dasar.
6. Sebelum namanya dikenal
luas, Ninih harus berjualan sampai pukul 12 siang. Tak jarang ia harus pulang
membawa kembali barang dagangannya. Kini, jam sembilan-sepuluh pagi dagangannya
sudah habis.
7. Sejak di Jakarta, ia tinggal
bersama kakaknya di sebuah kontrakan daerah Pejompongan, Jakarta.
8.Kontrakan ini berisi beberapa
kamar yang didalamnya sebagian besar adalah perantau dari Indramayu.
9. Kakak Ninih, yang biasa
disapa Teh Lina biasanya berjualan di samping Ninih. Jika Ninih berjualan
penganan tradisional, Teh Lina menjual pecel.
10. Ninih, tinggal di sebuah
kamar kontrakan berukuran kecil dengan biaya per bulan Rp 350.000.
11. Meskipun hanya lulusan SD,
Ninih pernah bercita-cita menjadi seorang dokter.
Komentar
Posting Komentar