Di Pesta Pernikahanku, Calon Suamiku yang Miskin Sangat Mempermalukan Keluargaku, Tetapi Apa yang Dia Lakukan Membuat Semua Tamu Terkejut Melihatnya!!
Cinta sejati tidak akan
terlepas dari cintanya kepada papa dan mamanya… Tidak ada orangtua yang
sempurna, hanya ada cinta yang menutupi ketidaksempurnaan tersebut. Kami adalah
murid sekelas sejurusan di kuliah kami. Calon suamiku sebenarnyar ganteng,
cewek manapun pasti suka ma dia.
Akan
tetapi, tak pernah sekalipun kita lihat dia berpacaran sampai – sampai kita
mengira dia ini gay. Aku juga mengira seperti itu ketika aku menyatakan cinta
dan ditolak olehnya. Satu malam ketika aku clubing, aku melihat dia bekerja
sebagai bartender di sana. Tak aku perdulikan, aku minum sampai mabuk dan tanpa
sadar aku menciumnya dengan paksa! Tapi sejak itu, dia menjauh dari aku dan aku
gak seneng! Aku perintahkan orang – orang untuk memukul dia!
Aku
kira hubungan kita akan berakhir sampai di sini, tetapi Tuhan malah
mempertemukan kita kembali! Setelah kita lulus kuliah, aku bekerja di satu
perusahaan yang lumayan terkenal di daerahku, dan aku bertemu dengan dia! Dia
datang interview di perusahaan aku dan dia cukup kaget ketika melihat aku. Kita
ngobrol dengan canggung, dan dia yang SalTing akhirnya langsung minta ijin
untuk pergi interview.
Sore
menjelang malam, aku telepon dia dan menanyakan bagaimana hasil interview. Dari
suaranya, aku sudah tahu, dia gagal. Akhirnya aku mengundangnya makan malam dan
dia meng-iya-kan ajakanku. Hari itu, kita ngobrol banyak sekali! Aku bahkan
memberanikan diriku bertanya, kenapa kamu menghindar dari aku?
Dia
menjawab, dia sama sekali tidak membenci aku yang menyuruh orang memukul dia,
bahkan dia menolak dia karena, dia berasal dari keluarga miskin. Dia gak mau
kalau nanti mereka bersama, dia harus menderita karena kemiskinannya. Aku sedih
mendengarkan penjelasan dia! KEJAMNYA AKU tidak mencoba mengerti kenapa dia
sampai harus berjuang sekeras mungkin untuk mendukung ekonomi keluarganya!
Sejak saat itulah, hubungan kita membaik dan semua masalah bisa kita saling
ceritakan.
Beberapa
tahun ini, kita saling mendukung satu sama lain, berjuang bersama, bahkan tak
kita sadari, kita sudah berpacaran. Akhirnya aku memberanikan diri untuk
bertemu dengan mamanya. Yang aku tahu mereka memang miskin, tapi tak pernah aku
sangka, mamanya ternyata cacat.
font-size: 18px;”>Orangtuaku tidak setuju dengan hubungan kami, aku jelaskan, hubungan ini adalah antara aku dengan calon suamiku, bukan dengan orang tuanya, tetapi apa daya, ortuku tidak mau dengar. Akhirnya kita pacaran Backstreet dan, aku hamil!
font-size: 18px;”>Orangtuaku tidak setuju dengan hubungan kami, aku jelaskan, hubungan ini adalah antara aku dengan calon suamiku, bukan dengan orang tuanya, tetapi apa daya, ortuku tidak mau dengar. Akhirnya kita pacaran Backstreet dan, aku hamil!
Saat
aku hamil, mau tidak mau, ortuku akhirnya menyetujui hubungan kita dan
mempersiapkan pernikahan kita. Masalah tidak berakhir di sini, mamaku
bersikeras melarang calon suamiku untuk mendatangkan mamanya yang cacat ke
pesta pernikahan kita.
Alasannya
adalah karena hari itu akan banyak orang penting yang akan datang dan mama gak
mau kalau muka keluargaku hilang hanya karena tahu kalau mama calon suamiku
cacat. Aku sudah berusaha membujuk mamaku, tetapi, dia adalah syarat terakhir
agar ortuku merestui pernikahan kita, aku akhirnya mau gak mau memaksa calon
suamiku untuk mengiyakan syarat ortuku.
Namun di hari pernikahanku,
benar, mama suamiku tidak datang. Sampai ditengah pesta, suamiku tiba – tiba
pergi keluar dan masuk dengan menggendong mamanya dan duduk di kursi suamiku.
Dia naik ke panggung, dengan mic yang sengaja diperkeras, dengan gagah berani,
dia berkata,”Hadirin sekalian yang terhormat, terima kasih sudah datang ke
pesta pernikahan kami dan menjadi saksi cinta kami berdua.
Namun
yang terpenting, aku lebih berterimakasih kepada kedua orangtuaku, yang
membesarkan aku hingga sekarang ini, mengajari aku bagaimana menjadi pria
sejati. Mungkin hadirin sekalian heran, bagaimana dua orang cacat, bisa
membesarkan anak yang tak pantang menyerah seperti ini, tapi, itulah perjuangan
mereka berdua.
Saat
aku SMA, papa jatuh dari tempat dia bekerja sehingga pinggangnya terganggu.
Namun demi aku, dia tidak menyerah, dia terus bekerja, hemat makan, demi aku
aku sekolah. Mama pun tidak mau belanja apa – apa dan tidak mau menyembuhkan
penyakitnya hanya demi kuliahku. Semua mereka hematkan, demi aku, yang mungkin
tidak pintar, tidak kaya, tetapi harga diri keluargaku, aku pegang dengan utuh.
Pesan
terakhir dari alm papa adalah, aku harus menyenangkan mama bagaimana pun
caranya, dan kejamkah aku kalau tidak mendatangkan mamaku di hari pernikahanku
yang hanya seumur hidup sekali? Memiliki Ibu yang cacat tidaklah memalukan,
lebih memalukan lagi jika aku tidak bisa menghargai orang yang menggunakan
nyawa dan tubuhnya untuk masa depanku!”
Suamiku
dengan air matanya, turun dari panggung, berlutut depan mamanya, dan mencium
kaki mamanya sebanyak 3 kali tanda hormat dan cinta kepadanya. Standing
Applause dari semua tamu meramaikan suasana dan di waktu yang sama, “menghitamkan”
muka mamaku.
Aku
tahu, cara itu memalukan keluargaku, apalagi mama, tapi aku tahu, bersama
dengan pria yang begitu mencintai keluarganya sendiri, aku akan mampu
menghadapi rintangan masa depan yang tidak aku tahu, tapi aku gak takut, karena
dia bersamaku.
Komentar
Posting Komentar