Pengemis Ini Dihina Wanita Kaya, 10 Tahun Kemudian Ia Membalasnya Dengan Membelikan Rumah
Pengemis memberi tanda mata
sebagai balasan, roda hidup terus berputar, ibarat pasang surut air yang silih
berganti, jarang ada orang dilahirkan langsung bisa menikmati hidup enak.
Tidak
sedikit orang yang nasibnya kurang beruntung, atau sulit untuk bangkit karena
terlahir hidup miskin. Apa reaksi anda ketika suatu hari hidup anda yang sudah
miskin masih juga dihina oleh orang-orang berada dengan nada sinis dan
melecehkan anda?
Ada
seorang pengemis yang mengemis di sebuah rumah sakit, lengan kanannya sudah
patah, terlihat mengibakan, siapapun yang melihatnya pasti akan memberinya
sedekah.
Tanpa
melirik sedikitpun, sang nyonya berkata kepada si pengemis sambil menunjuk ke
tumpukan bata di depan rumah, menyuruhnya memindahkan tumpukan batu bata di
depan pintu itu ke halaman belakang.
Si
pengemis terpaku seketika mendengar itu, lalu dengan emosi berkata, “Saya hanya
punya satu lengan, tega-teganya Anda menyuruh saya memindahkan batu bata itu,
jelas-jelas Anda sengaja mempermainkan saya, merasa hebat ya kaya raya!”
Sang
nyonya diam tidak menanggapinya, lalu membungkukan badan dan sengaja
menggunakan satu tangannya mengangkat dan memindahkan bata itu.
“Kamu
lihat sendiri, tidak harus dua tangan baru bisa kerja. Kalau saya bisa kenapa
kamu tidak?” kata sang nyonya.
Melihat
itu, pengemis tampak melongo, tak lama kemudian, akhirnya ia membungkukkan
badannya dan mengangkat bata itu dengan satu tangannya. Dua jam kemudian semua
batu bata itu baru selesai dipindahkan, tampak keringat bercucuran di sekujur
badannya.
Sang
nyonya memberi sehelai handuk putih pada pengemis, kemudian memberinya 100 Yuan
atau sekitar Rp.190,000,- Saat menerima 100 Yuan, sang pengemis pun meneteskan
air mata sambil mengucapkan “Terima kasih Nyonya!”
“Tidak
perlu berterima kasih, itu adalah upah dari hasil keringatmu sendiri.”
Sejak
itu tumpukan bata di rumah sang nyonya terus seperti itu, selalu ada orang yang
memindahkan dari teras rumah ke halaman belakang, lalu memindahkannya lagi dari
halaman belakang ke teras.
10
tahun kemudian, seseorang yang berpakaian necis dengan penampilan elegan
berkunjung ke taman itu.
Pria
itu membungkukkan badannya dan menyalami sang nyonya dengan tangan satu-satunya
sambil berkata, “Seandainya tidak ada nyonya, saya masih seorang pengemis, tapi
sekarang saya sudah punya usaha sendiri.”
Andalah
yang telah membantu saya menemukan kembali harga diri saya yang hilang ketika
itu, membangun kembali rasa percaya diri saya, jika tidak ada anda, mungkin
saya mungkin masih berkeliaran di jalanan.
Tampaknya
sang nyonya tidak ingat lagi siapa sosok pria di depannya ini, sang nyonya
hanya mengatakan dengan datar, “Itu adalah hasil atas jerih payahmu sendiri.”
Pria
berlengan satu ini berencana membantu nyonya dan keluarganya pindah ke kota,
menikmati hidup yang nyaman. Namun nyonya rumah mengatakan, “Kami tidak dapat
menerima perhatian Anda, karena sekeluarga kami semuanya memiliki sepasang
tangan.”
Sang
pria dengan tulus bersikukuh, “Nyonya, anda telah membuat saya tahu apa yang
namanya manusia, anda jugalah yang membuat saya paham apa yang namanya
kepribadian, rumah itu adalah imbalan yang selayaknya anda terima atas didikan
anda kepada saya.”
Nyonya
rumah akhirnya tersenyum, “Kalau begitu, kamu berikan saja rumah itu kepada
orang-orang yang tidak memiliki sepasang tangan”
Cerita
ini memberitahu kita sebuah pencerahan. Beramal atau memberi sedekah itu
sifatnya sementara.
Tetapi
jika mengajarkan seseorang cara menangkap ikan, dan biarkan dia menyadari akan
kebenaran esensi yang sesungguhnya, maka semua yang didapatkannya ini baru
memiliki makna yang dalam.
Pengemis
tersebut menyadari akan kebenaran ini, karena itu ia baru bisa meneruskan niat
baiknya itu kepada orang-orang.
Nasib
setiap orang itu ada di tangan mereka masing-masing, jika sepenjang hari hanya
mengeluh atas nasibnya itu juga tidak akan mengubah situasi apapun. Temukan apa
pun yang mampu kita kerjakan, dan tetapkan targetnya, asal tahu saja, setiap
orang memiliki sebidang dunia yang menjadi miliknya masing-masing.
Komentar
Posting Komentar